Gumiho namaku. Gumiho adalah seorang bidadari yang jatuh dari langit surga bersama Pegasus nya. Kedua orang tuaku yang sudah meninggal memberiku nama Gumiho,agar kelak walau aku selalu di Bullying karena kekurangan ku tuna rungu, ada seorang sahabat yang menemaniku dan agar aku juga bisa mengantarkan kebahagian yang dititip oleh tuhan kepada ku.
Dan aku senang diberi nama Gumiho. Karena,nama itu sesuai sesuai dengan maksudnya. Aku mempunyai sahabat Rita namanya. Bagiku ia adalah sahabat yang sempurna. Karena ia selalu mengerti maksud ku dan hati ku. Ia juga bisa berbahasa isyarat,aku selalu gembira kalau didekatnya.
Di tiap harinya, setiap Rita pulang sekolah aku selalu meminjam bukunya yang baru ia pelajari disekolah. Rita juga selalu mengajari ku tiap pulang sekolah ataupun dihari-hari libur dengan menggunakan bahasa isyarat.
Pada suatu malam,aku berpikir dan selalu memandang langit malam. Dipenuhi dengan bintang-bintang,bulan yang sinar serta suara jangkrik yang bersiul malam hari.
Aku selalu bertanya pada bulan ₺ Bulan…apakah kau tau bagaimana ibu dan ayahku sekarang disana? Bulan… apa kau bisa antarkan salam ku untuk ibu dan ayah kepada,Allah ? Oh ya bulan,bisa juga nggak kamu kirim 1 permintaanku. Aku ingin mendengar. Layaknya anak-anak seumur ku. Aku ingin mendengar suara sahabat ku Rita dan suara yang ada disekitarku. Tolong di sampaikan,ya…₺pinta ku didalam hati sambil berbicara melalui bahasa isyarat.
Esoknya, Rita datang kerumah ku. Tanpak ia sangat kelelahan karena berlari. “Huh…huh…huh…”. Rita menulis di sebuah surat yang bertuliskan “ Gumiho,aku ada kabar bagus. Ada lomba menulis cerita se-provinsi. Kamu kan suka menulis,jadi kamu harus ikut lomba itu. Apapun alasannya ! Cerita itu harus dikirim paling lambat hari Kamis besok,tanggal 29 November.! Jadi tanggal 31 November nanti,kamu harus datang ke Gedung Besar. Pemenang akan diumumkan disana . Aku akan menemani mu,kok ! ₺
₺ Apa ? Lomba menulis cerita? Sudah pasti aku ikut. Aku tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Aku juga ingin membuktikan pada orang lain,jika orang yang mempunyai kekurangan tidak selalu bodoh” balas ku dengan bahasa isyarat.
Mulai dari itu,aku meluangkan waktu senja ku untuk menulis cerita itu. Cerita yang kubuat,kuharap bisa menang dan dapat membantu orang lain serta memotivasi bagi orang yang berkebutuhan khusus.
3 hari sebelum acara pemberitahuan pemenang di Gedung Besar,aku pergi ke kantor pos untuk mengirim ceritaku. Aku sengaja membawa pena dan kertas agar aku bisa berkomunikasi dengan pegawai. Karena,aku yakin mereka tidak ada yang bisa mengerti bahasa isyarat.
Sampai disitu,aku langsung menulis alamat yang dikirim. “ Jl. Bunga Serjati, Pondok Sari. Kantor : Lintang Sejati,PECI.Pekanbaru,Riau”. “Adek… apa yang adek akan kirim? Apa adek mau ikut lomba cerita ya,pasti ?”kata salah satu karyawan pos yang ternyata bisa berbahasa isyarat.
“Iya,kak. Saya sangat senang menulis. Karena itu saya mengikuti lomba ini.”balas ku dengan saling berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Tepat di tanggal 30 November,aku yang ditemani Rita sangat gugup menunggu hasil pemenang lomba cerita itu. Aku berharap pada tuhan agar aku menjadi pemenang juara 1. ₺Ya allah… Semoga aku jadi juara 1. ₺doaku dalam hati.
₺ Allhamdulillah… di siang hari ini,kita akan mengumumkan pemenang cerita se-provinsi Riau. Saya juga berharap agar cerita yang terpilih akan menjadi motivasi kita. Nah,kita langsung saja mengumumkan pemenang yang 3. Pemenang yang ke-3…adalah…. Syofian… Pemenang yang ke-2 adalah…. Gusta.. Dan inilah pemenang yang ditunggu-tunggu. Pemenang per-1 adalah… Gumiho.!!! Bagi nama yang disebut diharapkan maju untuk menerima penghargaan dan sertifikat.”kata pembawa acara tersebut.
“Gumiho,kamu menang..Kamu juara yang per-1. Mereka menyuruh mu ke depan panggung.”jelas Rita dengan bahasa isyarat. Aku senang sekali bisa menang dan menjadi juara yang-1. Ternyata Allah mengabul permintaan ku.
Aku yang menjadi pemenang unggulan, pembawa acara tersebut menyuruhku untuk menyampaikan sesuatu sambil memberi ku penghargaan dan sertifikat. Dari bangku penonton,Rita menjelaskan segala yang dikatakan pembawa acara tersebut kepada ku dengan bahasa isyarat karena ia tahu aku tidak mendengar apa yang mereka katakan.
“Aku Gumiho. Aku anak tuna rungu. Aku tidak bisa mendengar apa yang kalian katakan. Walaupun begitu,aku tidak berkecil hati. Aku memang tidak bisa mendengar dengan baik,tapi aku masih bisa melihat kenyataan dan hal dengan baik. Aku juga bisa mengatakan perkataan dengan baik. Lebih dari aku yang tidak bisa mendengar. Bagiku,orang yang berkebutuhan khusus akan lebih bisa dari orang yang sempurna.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar