Senin, 04 April 2016

Story | Dumb Love part I


Aku terbangun dengan wajah basah karena air mata yang menyelimuti wajahku sepanjang malam. Serangkaian mimpi kucoba untuk mengingat, namun mimpi-mimpi yang aku ingat hanya sedikit. Yang aku ingat hanyalah seorang pria yang sedang duduk dibangku taman sambil memandangi bunga mawar merah yang mulai layu. Pria itu berkulit putih, berambut hitam pekat dan memiliki mata yang dapat melelehkan setiap insan wanita didunia ini. Sudah lama aku melihat pria itu hanya duduk dibangku sambil menatap bunga mawar yang layu. Mungkin apa yang dia lakukan menunjukkan perasaannya kini. Layu dan tak terawat.
          Aku berusaha untuk mendekatinya, namun sebelum aku sempat duduk disebelahnya, dia mengangkat kepalanya. Kemudian pria misterius mengeluarkan senandung yang membuatku berhenti. Nyanyian dari suaranya yang sangat gagah benar-benar membekukan diriku. Seluruh otak dan sarafku tidak merespon untuk bergerak. Lalu aku hanya berdiri membeku disebelah bangku taman itu. Telingaku tetap mendengarkan nyanyiannya sembari mengetukkan kakinya yang kurus itu kelantai.
          Ku tahu kau tak pernah ada bagiku
          Ku tahu kau tak sempurna bagiku
          Dan ku tahu…kau hanyalah bayangan imajinasi
          Namun apa daya,,,
          Kau membuatku merasa sempurna
          Kau adalah wanita terindah
          Wanita yang membuatku seperti bulan bersinar
          Tak perduli kau nyata… tak perduli kau fana
          Tentu aku masih ada untukmu
          Ku selalu berharap
          Ini bukan sekedar mimpi ataupun imajinasi
          Pria itu berhenti bernyanyi kemudian menatap kearahku. Aku yang tadinya membeku berangsur untuk menggerakkan kaki mundur. Tetapi pria itu yang sudah jelas melihatku, berpura-pura tidak melihat. Dia langsung beranjak dari bangku taman lalu pergi. Bunga mawar layu itu ditinggalkannya diatas bangku tersebut. Aku menatap pria itu pergi. Dari belakang, dia seperti sedang menguatkan dirinya akan suatu hal. Suatu hal yang tak akan pernah aku ketahui. Suatu hal yang membuat pria misterius itu bersedih. Aku duduk dibangku taman yang sekarang telah kosong. Tak berpenghuni. Tadinya seorang pria malang bersama bunga mawar layunya mengisi kekosongan bangku ini, namun sekarang pria itu meninggalkan bangku ini bersama mawarnya. Saat kupegang bunga mawar layu itu, baunya masih harum tak terasa hangat. Sepertinya bunga itu telah diisi kenangan yang sangat indah sehingga tidak dapat dihapus kembali.


.Ting..ting…ting

Bel masuk telah berbunyi. Aku yang masih berada diluar pagar berlari secepat mungkin agar tidak terlambat. Biasanya aku tidak pernah seterlambat ini. Waktu tibaku yang paling mengecewakan adalah 6. 30 am. Dan sekarang sudah pukul 7.05 am. Walau secepat apapun aku berlari, kaki pendekku tak akan menyesuaikan langkahku dengan target waktu. Yup… aku terkurung diluar pagar karena terlambar 5 menit yang lalu. Satpam sekolah yang berseragam putih biru mengunci pagar dengan gembok double.  Dia kira ini penjara apa?

            “Aduh pak, tolong dong…”aku memohon dari luar pagar agar pagar ini bisa terbuka dan secepatnya aku menyelinap diam-diam kedalam kelas.
          “Enggak ada! Kalau kata orang bule, ni, ya. Time is money. You can’t waste your time, kid!” sok banget sih ni satpam. Dia tidak pernah tahu kalau bahasa inggrisnya itu buruk banget, apa?
          “Ya elah, pak. Saya kan baru sehari terlambat. Bapakkan tahu sendiri, saya selalu datang lebih awal.” Aku bahkan menggedor-gedor pagar berwarna hitam sekolah. Kalau saja orang terlalu peduli, mereka akan merekam video kelakuanku lalu mengunduhnya ke Youtube. Dan aku akan menjadi objek berita besar. ‘ The Worst Student Ever!’ Memalukan !
          Tet…tet…
          Suara klakson mobil lambhorgini merah mengejutkanku. Disaat aku membalikkan badan, mobil lambhorgini merah dengan badan-badan mobil yang mengkilap cerah dan…
          Seorang anak laki-laki seumuranku keluar dari mobil itu. Dia bule. Aku menahan excitedku ketika melihat anak laki-laki itu. Dia sangat tampan. Rambut cokelat muda, mata birunya yang bersinar cerah, kulitnya yang putih bersih dan tampak halus serta postur tubuhnya yang merupakan idaman para wanita manapun. Bibir merahnya merebahkan senyuman yang membuatku menghentakkan kaki ketanah. Perasaanku serasa diaduk-aduk. Dia sangat tampan. Apalagi sifatku yang tergila-gila dengan orang bule. Banyak yang bilang kalau wajahku mirip orang Arab campur Belanda. Memang sih, kakekku berdarah Belanda sedangkan Nenekku berdarah Arab. Ya… beginilah aku.
          “Hey..” sapanya. Aku melihat kebelakangku, berpikir dia tidak menyapaku melainkan satpam. Tetapi dia benar-benar menyapaku.
          Satpam penjaga sekolah datang menghampiri kami berdua. “Kalian berdua tidak boleh masuk hingga 10 menit mendatang.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar