Judul buku : The Fault In Our Stars (
Salahkan Bintang-Bintang)
Penulis : John Green
Hak cipta : Copyright ©2012 by John Green
Penerjemah : Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit : Penerbit Qanita, PT. Mizan
Pustaka
Cover buku : Soft cover ( warna biru dan
kuning )
Tebal
halaman : 422 halaman
Resume:
Novel The
Fault In Our Stars karya John Green mengisahkan tentang seorang gadis berumur
18 tahun yang mengidap kanker. Gadis tersebut bernama Hazel Grace Lancaster.
Dia telah mengidap kanker ketika berumur 16 tahun. Karena kehidupannya sebagai
“anak spesial” yang selalu membawa tabung oksigennya kemanapun ia pergi, ibu
Hazel memaksa dirinya untuk mengikuti sebuah Kelompok Penyemangat dimana semua
anggotanya adalah pengidap kanker.
Didalam
Kelompok Penyemangat itu, Hazel memiliki seorang teman ( tidak bisa dikatakan
teman juga karena Hazel dan laki-laki bernama Isaac tersebut tidak pernah
berkomunikasi secara langsung melainkan hanya bertukar pandang terhadap suatu
topik). Dan dalam suatu pertemuan di Kelompok Penyemangat, Hazel bertemu
seorang laki-laki bertubuh tinggi dan memiliki mata indah. Laki-laki itu
sedikit terogoh-ogoh ketika berjalan yang berarti laki-laki tersebut juga
memiliki kanker tetapi pada kakinya. Laki-laki itu bernama Augustus Waters.
August mengidap kanker pada kakinya sehingga dokter harus mengamputasi kaki
sebelah kanannya dan menggantikan kaki tersebut dengan kaki buatan.
Pada saat
itu juga, Augustus meletakkan rasa suka pada Hazel. Augustus dan Hazel saling
bertukar pengalaman tentang penyakit mereka dan bertukar novel favorit mereka. Sejak
saat itu juga, mereka menjadi sahabat dekat. Augustus mengajukan permohonan
kepada pihak pengabul anak pengidap kanker dan mengajak Hazel untuk pergi
menemui penulis favorit Hazel (yang sekarang juga menjadi penulis favorit
Augustus ) yaitu Peter Van Houten ke Amsterdam, Belanda. Sebelum keberangkatan
mereka, tentu saja Hazel dan Augustus memiliki banyak kendala terhadap penyakit
mereka namun itu semua sudah terkendali dan akhirnya mereka berhasil pergi ke
Amsterdam.
Setibanya di
Amsterdam, mereka bertemu dengan Peter Van Houten namun sayangnya, pertemuan
perdana mereka membawa kesan yang sangat buruk akibat Peter yang kini merupakan
seorang pemabuk dan menghina para anak pengidap kanker. Oleh sebab itu, Hazel
dan Augustus meninggalkan Peter tetapi sekretaris Peter, Lidewij menawarkan
mereka untuk pergi ke Museum Anne Frank ( yang merupakan tokoh di dalam novel
favorit Hazel, The Imperial Affliction).
Dan setelah kejadian di museum Anne Frank,
segala hal menjadi berubah. Augustus kembali divonis bahwa kankernya kini telah
kembali menggorogoti tubuhnya. Sebagai seorang kekasih, Hazel selalu berada
disisi Augustus dan mendukungnya. Hingga pada sewaktu kita, Augustus mengajak
Isaac yang baru saja operasi mata dan kini buta total dan Hazel untuk pergi
kerumah mantan kekasih Isaac untuk balas dendam. Dihari kemudiannya, Augustus
mengundang Isaac dan Hazel ke gereja pada malam hari untuk membacakan pidato
kematiaan Augustus sendiri. Inilah salah satu kutipan favorit dari pidato Hazel
:
“ I can not tell you how thankful I
am for our little infinity.”
“ Aku tidak bisa memberitahumu
seberapa berterima kasih diriku untuk keterbatasan kecil kita”
Dan hari yang Hazel sangat takuti pun
datang. Pada tengah malam, orang tua Augustus menelfon Hazel untuk mengabarkan
bahwa Augustus telah meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar